“Saya mau buktikan bantuan pangan dalam bentuk beras itu sudah kita mulai dari sejak tahun 2023. Jadi, kalo ada yang menyampaikan misalnya baru dimulai sesuai dengan kalender politik di Januari, Februari 2024, mohon maaf itu tidak benar”
JAKARTA, Fajarindonesia.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di acara halalbihalal bersama awak media, mengatakan bahwa bantuan pangan beras 10 kg yang menyasar 22 juta keluarga penerima (KPM) manfaat di seluruh Indonesia, telah dilakukan sejak sebelum memasuki kalender politik khususnya pencalonan dan penetapan calon Presiden dan Wakil Presiden 2024.
“Saya mau buktikan bantuan pangan dalam bentuk beras itu sudah kita mulai dari sejak tahun 2023. Jadi, kalo ada yang menyampaikan misalnya baru dimulai sesuai dengan kalender politik di Januari, Februari 2024, mohon maaf itu tidak benar,” kata Arief Prasetyo di sela halalbihalal bersama awak media di Jakarta, Kamis, (18/4/24).
BACA JUGA: 4 Menteri Jokowi Paparkan Dana Bansos di Sidang Sengketa PHPU di MK
Hal itu disampaikan Arief, menanggapi terkait nama Bapanas disebut-sebut dalam sidang lanjutan perkara PHPU Pilpres 2024 yang diajukan oleh tim hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan tim hukum Ganjar Pranowo-Mahfud Md di MK.
Menurut Arief, bantuan pangan beras 10 kg telah dilakukan sejak 10 April 2023, dimana penyaluran bantuan tersebut sebelum agenda pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yang terjadwal di KPU pada 19 Oktober 2023 sampai 25 November 2023.
“Jadi yang paling benar sebenarnya (penyaluran bantuan pangan beras 10 kg dilakukan) pada tahun 2023, itu 10 April, kalau nggak salah 10 April 2023. Kemudian (bantuan pangan beras 10 kg) lanjut,” ujar Arief.
BACA JUGA: Sekjen PDI-P, Hasto: Jokowi Incar Ketum PDIP dan Golkar
BACA JUGA: Sekjen PDIP: Jika Diperlukan, Megawati Siap Bersaksi dalam Sidang PHPU di MK
Arief Prasetyo mengaku ingin meluruskan terkait hal tersebut dimana bantuan pangan beras 10 kg untuk meringan kebutuhan ekonomi para keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia. Bahkan bantuan tersebut tetap disalurkan meski pesta demokrasi Pilpres 2024 telah selesai.
“Jadi saya ingin meluruskan jangan sampai ada salah persepsi, (bantuan pangan) sudah ada sebelumnya bahkan setelah Pemilu pun juga masih dikerjakan. Minggu depan pun teman teman di Istana sudah mau cari ke mana lagi, mau ke Sulawesi Barat. Jadi ini terus (dilakukan) sambil mengecek stok Bulog yang ada di seluruh Indonesia,” terang Arief.
Arief Prasetyo menegaskan bahwa pihaknya bekerja secara profesional dan bukan menjadi simpatisan dari para calon presiden dan wakil presiden.
BACA JUGA: Golkar Sukses di Pemilu 2024, Airlangga Sangat Pantas Kembali Memimpin Golkar
BACA JUGA: Kenaikan Suara Partai Golkar Berkat Tangan Dingin Airlangga Hartarto
“Badan Pangan disebut-sebut berkali-kali di dalam sidang MK, padahal kami sebenarnya tidak ada kaitannya dengan politik. Jadi perlu diketahui teman-teman media semua Badan Pangan Nasional mengerjakan pekerjaannya secara profesional. Saya bukan partisan, semua program yang ada itu memang diprogramkan sudah sejak lama,” tegas Arief.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa penyaluran bantuan pangan melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) bukan merupakan bagian dari perlindungan sosial (perlinsos), melainkan ditujukan untuk penguatan ketahanan dan stabilitas harga pangan.
“Penyaluran bantuan pangan yang dilakukan melalui Bapanas bukan merupakan bagian dari perlinsos. Namun, ditujukan untuk penguatan ketahanan pangan dan stabilitas harga pangan,” kata Sri Mulyani di hadapan hakim konstitusi dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, Jumat (5/4/24).
BACA JUGA: Hasil Rekapitulasi KPU: Daftar Parpol Lolos dan Tidak Lolos ke Senayan
BACA JUGA: Pidato Kemenangan Prabowo, Memohon Izin Untuk Melantunkan Takbir
Dijelaskannya, bantuan pangan melalui Bapanas termasuk ke dalam fungsi ekonomi di dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), alih-alih fungsi perlinsos. Pada tahun 2023, imbuh Menkeu, Bapanas mempunyai anggaran Rp10,12 triliun dan sudah memberikan bantuan pangan kepada 21,53 juta keluarga penerima manfaat.
MK pada Jumat (5/4) memanggil empat menteri Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.